Rabu, 28 September 2011

Kira-kira berapakah jumlah hewan di pulau ini ?


 
Permainan ini kami mainkan ketika belajar tentang populasi. Dengan menggunakan dasar matematika penaksiran, kami menghitung banyaknya biji dalam area tertentu. Misalkan saja seluruh kotak yang tersedia adalah 25 x 9 kotak. Kemudian kita ambil sampel pada area seluas 25 kotak. Misalkan biji yang terhitung pada area 25 kotak tersebut ada 18 biji, maka kira-kira jumlah keseluruhan biji yang tersebar di seluruh wilayah tersebut sama dengan 18 x 9 = 162 biji. Mudah sekali kan ?

Cara ini banyak dipakai para ilmuwan untuk menghitung populasi hewan yang diteliti di suatu daerah tertentu. Misalnya saja beruk berekor panjang yang tersebar di kawasan hutan lindung Kerinci di pulau Sumatera. Ilmuwan menghitung beruk di daerah kecil yang dijadikan contoh (atau biasa disebut sampel) misalkan 1 km2, lalu tinggal mengalikan dengan seluruh luas hutan lindung tersebut.

Wah, nampaknya Roihan serius sekali menghitung jumlah biji-bijinya. Mau jadi peneliti yang hebat rupanya teman kita yang satu ini……

“Apakah ini endosperm nya ?”


Pertanyaan tersebut keluar dari mulut Zam-zam yang siang itu bersama Daffa sedang mengamati tunas pohon matoa yang ditumbuhkan dalam gelas air mineral.

Biji matoa tersebut ditanamkan ke dalam gelas kira-kira dua minggu sebelumnya. Tanaman matoa banyak ditemukan di pulau Papua sana, tetapi sekarang buahnya banyak dijual di kota-kota besar. Tunasnya akan cepat sekali tumbuh dan bagus sekali untuk dipelajari karena bagian-bagiannya lengkap dan amat jelas dilihat.

Seperti biji pada umumnya, kulit terluarnya bertugas melindungi emryo dan endospermnya. Selama pertumbuhan embryo menjadi bakal tanaman baru, endosperm (yang bertugas membawa cadangan makanan bagi calon tanaman baru tersebut) terangkat ke atas permukaan tanah sambil menumbuhkan tunas-tunas pucuk daun baru.
Akhirnya anak-anak hari itu bisa menyaksikan dari jarak dekat dengan jelas bagian-bagian biji yang sedang berproses menjadi tanaman baru. Wah asyik ya kalau seandainya semua pelajaran bisa kita telaah sambil memegang langsung modelnya …..

Lihatlah tunas matoa yang masih muda ini.
Matoa (Pometia pinnata

Jumat, 23 September 2011

Akhirnya bercak biru-hitam itu pun muncul

Hari Jumat, 23 September 2011 yang lalu kami semua melakukan percobaan tes karbohidrat hasil fotosintesa pada daun.

Awalnya kami mengambil dua helai daun hijau dan dua daun bunga yang berwarna merah. Langkah pertama, kami memasak air sampai mendidih di dalam gelas dan daun pun dimasukkan ke dalam gelas. Setelah ditunggu sebentar, kemudian daun ditiriskan lalu direndam dalam larutan alkohol yang dipanaskan dalam air mendidih. Pada tahap ini diharapkan sebagian besar klorofil sudah terlarut.

Langkah terakhir, daun pun dimasukkan ke dalam air panas lagi lalu ditiriskan. Kemudian tahap terakhir, daun ditetesi larutan betadine yang mengandung yodium. Yodium ini bila bereaksi dengan karbohidrat akan menimbulkan warna biru gelap kehitaman. Karena fotosintesis menghasilkan oksigen serta karbohidrat, maka bila daun tadi ditetesi yodium maka……abrakadabra …..warna biru kehitaman pun akan muncul dari daun tersebut.  Sebagai buktinya, sebutir nasi yang kaya karbohidrat pun berwarna biru gelap bila ditetesi betadine.

Wah, asyik ya ternyata karbohidrat yang kita makan setiap hari juga dihasilkan dalam fotositesis. Pantas daun bayam enak rasanya….yummi…

Rabu, 14 September 2011

"Penduduk Kelurahan Meteseh 12.872 jiwa"

 
Demikian kata Pak Yuli, sekretaris kelurahan Meteseh yang menerima kami di balai desa hari itu. Tanggal 14 September 2011, seperti yang direncanakan, kami anak kelas 5 mengunjungi kantor kelurahan untuk melihat data kependudukan.

Berangkat dari sekolah jam 08.30 dengan berbaris berjalan kaki, kami sekitar 55 anak menuju kantor pak lurah. Sayangnya, pak lurah tidak dapat menemui kami karena ada acara dengan pak walikota. Namun tak mengapa, karena ada pak Yuli, atau sering dipanggil warga pak carik, karena jabatan sekretaris kelurahan dulu disebut carik, yang dengan sabar membacakan data kependudukan pada kami semua.

Akhirnya, kami pun tahu, bahwa lebih dari 60% penduduk Meteseh adalah warga pendatang yang kebanyakan tinggal di perumahan-perumahan baru, seperti Bukit Kencana, Dinar dan Emerald. Dan satu lagi, meskipun banyak sawah bisa kami lihat, jumlah petani tidak terlalu banyak, hanya 2267 orang. Walaupun lebih banyak dibandingkan penduduk yang bekerja sebagai tukang bangunan yaitu 1353, hanya 1303 orang yang memiliki sawah sendiri, sedangkan sisanya 964 tidak memiliki sawah sendiri.

Jumlah anak-anak usia 0-14 tahun mencapai sekitar 4700 anak, tak heran di Meteseh banyak kita jumpai sekolah TK sampai Madrasah  maupun pondok pesantren.

Wah, kami jadi mengerti sekarang gunanya data penduduk. Terima kasih Pak Yuli sudah menerangkan panjang lebar pada kami semua…

Senin, 12 September 2011

Pelajaran Sains : membedah ayam…

Hari Senin ini nampak berbeda dengan hari-hari Senin sebelumnya. Di dalam jadual tertera Sains : membedah aves. Semua anak kelas 5 bertanya-tanya, burung apa ya yang akan dibedah hari ini ? Apa tujuannya ya ?

Aves dalam bahasa Indonesia adalah keluarga burung dan unggas. Nah, untuk percobaan kali ini, kami memilih ayam yang mudah didapat dan ukurannya cukup besar untuk dieksplorasi oleh anak-anak.

Awalnya, banyak yang ragu-ragu memegang ayam yang sudah disembelih tersebut, tapi setelah melihat guru tamu kami, Bu Isti yang seorang ahli biologi, tanpa ragu menyayat, memotong dan mengeksplorasi organ-organ dalam (baik pencernaan, pernafasan dan jantung) dengan dibantu guru-guru yang lain, akhirnya anak-anak pun membolak-balik bagian dalam ayam untuk bisa melihat lebih jelas.

Sekarang kami pun tahu bentuk pankreas, lambung yang kokoh kuat otot yang berlipat lipat dan jantung ayam. Maha Sempurna Allah yang melengkapi tubuh seekor ayam dengan sangat lengkapnya. Terbayang betapa lengkapnya organ tubuh manusia.

Bagian yang paling menarik perhatian anak-anak adalah calon telur (Jawa : uretan). Padahal bagian itu sering ditemui di ….warung nasi goreng dekat rumah, dan kalau ingat rasanya…wow lezatnya. Terbayang sudah rasa ayam yang amboi itu. Eh, ayo kita buat laporan percobaannya sekarang..

Jumat, 09 September 2011

“Annis tiup yang kuat dong….! “


 Teriakan anak-anak putri tak henti-hentinya menyemangati Annis yang sedang meniup selang. Hah, selang ? Ya benar…sebuah selang yang terhubungkan dengan sebuah botol penuh air yang dimasukkan secara terbalik ke dalam ember berisi air. Sebelum meniup selang, kita harus menghirup udara banyak-banyak dalam paru-paru, sehingga saat dihembuskan, udara dalam selang akan mendorong air keluar dari dalam botol tersebut. Akhirnya, udara yang terisi dalam botol itulah yang jumlahnya sama dengan isi paru-paru kita.

Bila semakin besar daya tampung paru-paru kita, maka semakin sedikit air yang tersisa di dalam botol. Lewat garis-garis ukuran pada dinding botol, kita dapat mengetahui volume paru-paru kita.

Lalu, bagaimana caranya agar otot paru-paru kita kuat ya ? Tentu saja olah raga yang teratur akan memperbesar volume paru-paru kita dan menguatkan otot jantung, sehingga bila berjalan mendaki atau berlari agak jauh tidak cepat terengah-engah.

Ayo…mulai sekarang kurangi menonton TV dan ganti dengan olah raga ya…agar kita sehat dan juga kuat…


Lihat nih lenganku….

Kres-kres-kres……sekelompok anak putri kelas 5A hari itu nampak sibuk memotong-motong kardus bekas menjadi sebuah persegi panjang. Apa ya yang sedang dibuatnya ?

Ooh…ternyata mereka sedang membuat model lengan manusia. Dengan diikatkan pada dua utas tali dan dibantu sebuah paku payung, kedua potongan kardus berbentuk persegi itu pun digabungkan.

Ketika satu tali ditarik, lengan kardus itupun bergerak naik seolah-olah lengan kita sedang menaikkan sebuah barang. Dan sebaliknya, bila tali yang lainnya ditarik, maka lengan kardus itupun bergerak turun seperti bila lengan kita menurunkan sebuah barang.

Tali yang pertama kita gerakkan mewakili otot biseps kita dan tali kedua seolah otot triseps kita. Ooh…jadi begitu ya kerja otot triseps dan biseps kita….Tapi, mengapa otot biseps kita tidak sebesar otot biseps kepunyaan Ade Rai ya ? Ah, mungkin harus sering berlatih angkat besi nih ………

Gambang Semarang

.......................... 
Ampat penari kian kemari
jalan berlenggang, aduh…
Langkah gayanya menurut suara
irama gambang

Sambil bernyanyi, jongkok berdiri
kaki melintang, aduh…
Sungguh jenaka tari mereka
tari berdendang
 ............................
Alunan lagu Gambang Semarang yang terdengar dari orkestra angklung Sekolah Alam Ar-Ridho itu memenuhi udara pagi yang segar di lapangan Simpang Lima Semarang. Kami semua diundang kantor walikota Semarang untuk meramaikan tarhib ramadhan  karena hari ini adalah hari terakhir Sya’ban. Itu artinya besok pagi sudah mulai puasa Ramadhan.

Kami sudah siap sejak jam 7 pagi, namun jadual tampil jam 8 lebih, sehingga dalam siraman matahari yang bersinar terang dalam langit yang cerah, waktu terasa begitu lambatnya.  Peluh yang mengucur deras di muka anak-anak tidak menghalangi kami semua tetap rapi berdiri di dalam barisan. Tak kalah sibuknya Bu Ana dan Bu Ika membagi-bagikan air mineral untuk mengurangi rasa haus anak-anak.

Giliran kami tampil pun tiba. Setelah memberikan salam taklim kepada Bapak Walikota, kami pun berkeliling lapangan Simpang Lima menuju jalan Pahlawan. Alunan suara angklung terus diperdengarkan diikuti rombongan kakak-kakak SMP Ar-Ridho dengan kostum pantomimnya.

Bu Winky dengan semangat yang menggebu-gebu tetap memimpin anak-anak mengalunkan lagu tersebut sampai selesai. Ayo Alif, Auli, Iqbal….jangan sampai kalah semangat dengan Bu Winky ya….