Belajar tentang batuan memang terasa sangat menantang.Jika
selama ini kami hanya tahu bahwa batuan hanya dipakai sebagai bahan bangunan,
perhiasan dan akik, serta untuk main timpuk-timpukan, ternyata ada cerita luar
biasa di balik sebuah batu...
Diawali dengan melakukan perjalanan kecil ke sungai dusun
Rejosari, kami mengumpulkan beberapa batu yang beraneka warna, tekstur (halus
tidaknya permukaan), besar kecil, keras lunak, berat ringan.... semua dibawa
kembali ke sekolah.
Sesampainya di sekolah, mulailah kami memilah batu tersebut
berdasar ciri fisik yang paling jelas nampak. Tekstur dan warna kami jadikan
acuan pertama. Kemudian kekerasannya... Tanpa ragu, guru kami memukulkan contoh
batuan yang ada, lalu dianalisa bentuk serpihannya. Alasannya sederhana, batuan
sedimen memiliki bentuk serpihan yang sangat khas, yakni memiliki lapisan
bertumpuk seperti kue lapis. Ada sebuah batu besar yang unik, di satu sisi
nampak jelas bentuk lapisan khas batuan sedimen, namun di sisi yang lain ada
batuan metamorf yang sangat keras.
Kami juga memiliki koleksi batuan beku dari anak gunung Krakatau,
warnanya bermacam-macam, yang menunjukkan adanya kandungan mineral yang
berbeda.
Sedangkan batuan metamorf yang paling banyak ditemukan adalah
batuan kapur keras seperti batuan marmer muda. Lucunya, kami kadang mengira
sebuah batu, tetapi ternyata pecahan keramik lantai atau piring porselen....
Ah, tak mengapa, namanya juga seorang junior geologist....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar