Jumat, 04 Maret 2016

PUPUK HUMUS DAUN.... SIAPA BERMINAT ?




Setelah menunggu 4 bulan lebih.... Akhirnya pupuk kompos daun kami sudah bisa dipanen.

Awalnya kami ragu... Kok lama sekali belum hancur ya? Kami agak ragu dan penasaran, karena ini adalah percobaan kami yang pertama menggunakan serasah daun keras (daun ketapang). Biasanya kami menggunakan sampah daun sayuran dari dapur yang lebih lunak.



Analisa pertama: meskipun sudah tidak terkena sinar matahari langsung, namun tidak terlindung guyuran hujan. Air hujan tidak dapat masuk ke drum, tapi udara dingin cukup berpengaruh pada kecepatan pembusukannya. Bukankah bakteri pertumbuhannya sangat optimal dalam suhu hangat ?



Jika saat memulai proyek ini, dalam dua-tiga hari suhu di dalam drum terasa hangat sekitar 40 derajat celsius dan tidak banyak serangga yang tinggal. Namun, ketika hujan tiba, langsung terasa suhu di dalam drum turun seperti suhu kamar. Selain itu, nampak dari banyaknya semut yang hidup di sana. Jika proses pembusukan berlangsung optimal, bukan semut dan serangga lain yang muncul, tapi semacam cacing dan hewan pengurai lain yang tinggal.



Dan analisa kedua, dari bakteri starternya. Sebagai bahan starter mikrobanya, kami menguji produk kelas kami, yaitu hasil pembiakan mol EM4 dengan bahan dasar air cucian beras. Jika di kelas yang lain bahannya 70-75% serasah daun keras ditambahkan campuran mol dan 25-30% starter kompos yang sudah jadi , maka 100% kami menggunakan serasah daun keras ditambah mol saja.






Memang, nampaknya panenannya lebih lama, namun hasilnya cukup mantap. Kami perlu mengerahkan banyak tenaga untuk menyaring kompos halusnya. Eh, jangan lupa, bagian yang masih agak kasar, sekitar 20% isi drum pada panenan pertama dijadikan tambahan starter pada adonan baru. Hipotesa awal, agar panenan bisa berlangsung lebih cepat. Apakah hal itu benar? Coba kita tunggu 2-3 bulan lagi ya...



**catatan... kondisi lain, lokasi, perlakuan terhadap cuaca tetap ya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar