Jumat, 16 Oktober 2015

Benarkah pencemaran dapat merusak ekosistem?




Pagi ini, kami akan belajar tentang kerusakan ekosistem yang diakibatkan oleh pencemaran. Sebagai media pembelajaran, kami menggunakan model pencemaran air oleh dua macam bahan yang sering dipergunakan oleh rumah tangga, yaitu cairan pembersih lantai dan detergent.

Sedangkan yang mewakili biota dalam ekosistem air adalah ikan kecil yang sangat mudah ditemukan di kolam sekitar sekolah. Agar lebih terlihat mana yang paling parah pengaruhnya bagi lingkungan, maka kami mencobanya dalam dua gelas berisi ikan yang terpisah. Pada setiap gelas akan diberikan cairan pembersih lantai dan detergent masing-masing. Setiap pemberian bahan pencemar, kami melakukannya dengan dosis sedikit dan berulang, kira-kira seujung lidi setiap tahap pencemaran.

Pada lima menit pertama, kondisi ikan pada kedua gelas nampak tidak terpengaruh. Pada tahap kedua, dosis ditambah dan diamati perubahan perilaku ikan. Demikian seterusnya, secara bertahap prosedur tersebut diulangi.

Pada pemberian zat pencemar yang ke-empat, ikan dalam gelas dengan pencemar detergent terlihat sangat agresif, gelisah dan berusaha melompat keluar dari gelas. Sedangkan ikan dalam gelas berpencemar cairan pel, ikan masih terlihat lebih tenang.

Lebih kurang 40 menit sejak cairan pencemar dihentikan, ikan pada gelas berpencemar detergent mulai kehilangan keseimbangannya, melayang terbalik dan dinyatakan mati.

Sedangkan ikan pada gelas berpencemar cairan pembersih lantai, ikan baru kehilangan kesadaran lebih kurang 60 menit setelah pencemaran dihentikan.

Oh, ternyata begini ya akibat pencemaran bagi mahluk hidup. Kami bisa memahami mengapa kita tak boleh serampangan membuang cairan kimia ke sungai. Menurut guru, sekarang ada juga detergent yang ramah lingkungan. Ada simbol daun di kemasannya. Meskipun demikian, tetap saja kita tak boleh berlebihan menggunakannya agar bumi kita terjaga kelestariannya..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar