Pagi ini, kami akan belajar tentang kerusakan ekosistem yang
diakibatkan oleh pencemaran. Sebagai media pembelajaran, kami menggunakan model
pencemaran air oleh dua macam bahan yang sering dipergunakan oleh rumah tangga,
yaitu cairan pembersih lantai dan detergent.
Sedangkan yang mewakili biota dalam ekosistem air adalah
ikan kecil yang sangat mudah ditemukan di kolam sekitar sekolah. Agar lebih
terlihat mana yang paling parah pengaruhnya bagi lingkungan, maka kami
mencobanya dalam dua gelas berisi ikan yang terpisah. Pada setiap gelas akan
diberikan cairan pembersih lantai dan detergent masing-masing. Setiap pemberian
bahan pencemar, kami melakukannya dengan dosis sedikit dan berulang, kira-kira
seujung lidi setiap tahap pencemaran.
Pada lima menit pertama, kondisi ikan pada kedua gelas
nampak tidak terpengaruh. Pada tahap kedua, dosis ditambah dan diamati
perubahan perilaku ikan. Demikian seterusnya, secara bertahap prosedur tersebut
diulangi.
Pada pemberian zat pencemar yang ke-empat, ikan dalam gelas
dengan pencemar detergent terlihat sangat agresif, gelisah dan berusaha
melompat keluar dari gelas. Sedangkan ikan dalam gelas berpencemar cairan pel,
ikan masih terlihat lebih tenang.
Lebih kurang 40 menit sejak cairan pencemar dihentikan,
ikan pada gelas berpencemar detergent mulai kehilangan keseimbangannya,
melayang terbalik dan dinyatakan mati.
Sedangkan ikan pada gelas berpencemar cairan pembersih
lantai, ikan baru kehilangan kesadaran lebih kurang 60 menit setelah pencemaran
dihentikan.
Oh, ternyata begini ya akibat pencemaran bagi mahluk hidup.
Kami bisa memahami mengapa kita tak boleh serampangan membuang cairan kimia ke
sungai. Menurut guru, sekarang ada juga detergent yang ramah lingkungan. Ada simbol
daun di kemasannya. Meskipun demikian, tetap saja kita tak boleh berlebihan
menggunakannya agar bumi kita terjaga kelestariannya..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar