Jumat, 14 Agustus 2015

Belajar Menjadi Penulis Cerita Yuuk...



          Kelas kami yang baru ternyata diisi oleh calon-calon penulis hebat lho. Meskipun di awal pertemuan hampir sebagian besar anak putri berbahasa semut alias tidak mau membacakan hasil tulisannya dan mengeluarkan suara dengan keras, di akhir minggu ketiga ini sudah mulai nampak perubahannya.

          Semula, banyak anak yang tidak percaya diri ketika harus tampil presentasi. Namun, akhirnya satu dua anak mulai nampak potensinya dan dengan pengasahan yang terus menerus, insyaAllah akan muncul bibit-bibit penulis handal sekelas John Grisham, Asma Nadia atau Arswendo Atmowiloto dan segudang penulis handal lainnya.

          Penggunaan kata lalu, kemudian, terus...dan kata yang senada sudah mulai tergantikan. Ada contoh yang sangat bagus karya Elsa : Meski mataku masih terasa berat, kupaksakan kakiku ke kamar mandi.... Atau Yasmin : Sambil menunggu bunda memasak nasi goreng, aku membaca buku...

          Luar biasa ... Ketekunan anak-anak untuk terus berlatih dan mau menerima masukan-masukan guru, menjadi faktor yang membuat tulisan mereka makin berkelas dari waktu ke waktu.. Ayo..belajar menulis lagi ya...

(foto Elsa saat mempresentasikan karyanya)

Apakah Tanaman Memiliki Indra Keenam?


 
          Sebelum melakukan percobaan ini, kami sering bertanya-tanya, apakah tanaman juga memiliki perasaan seperti manusia dan hewan? Benarkah tanaman mampu memberikan respons sebagai jawaban atas perubahan lingkungannya?

          Ternyata jawaban itu muncul tiba-tiba saat kami melakukan aktifitas menanam kacang hijau dalam wadah tertutup. Kami harus menyediakan kaleng atau kardus yang rapat dan hanya diberi lubang sedikit. Lalu biji kacang hijau dalam kapas basah diletakkan di dalamnya.

          Ternyata setelah lima hari percobaan, banyak biji-bijian yang tumbuh dan batangnya sangat panjang melewati lubang yang tersedia. Tanpa disuruh- apalagi dipaksa, mereka tumbuhkan tunasnya yang kemudian berkembang memanjang ke arah sumber cahaya.

         
Subhanallah, meski tak punya mata mirip hewan atau manusia, tanaman juga merasakan rangsang cahaya berbeda dari setiap dinding kardus. Akibanya, tanaman mampu menumbuhan batangnya menuju sumber cahaya.

Maha Besar Allah yang sudah menganugerahkan ilham kepada setiap mahluk ciptaanNya...

Ayo kita coba lagi eksperiman selanjutnya ya.....

Membuat Kliping dari Bahan Bekas



           Mengumpulkan informasi dan kemudian membentuknya menjadi sebuah kliping atau sebuah buku adalah kegiatan yang menyenangkan. Sayangnya, kita terkadang lalai bahwa banyak artikel di koran atau majalah yang bermanfaat untuk dibaca lagi kelak.

          Hari ini, kami semua belajar membuat kliping. Bukan sembarang kliping tentunya. Biasanya kliping disusun dari potongan gambar dan artikel dari koran atau majalah. Kita tinggal memotong dan menempelnya dengan rapi dan akhirnya jadilah sebuah kliping.

          Namun, kali ini kita melakukan hal yang berbeda. Kami hanya mengumpulkan dan memotong gambar dari koran, majalah, brosur atau apapun yang kami temukan. Artikelnya harus kami buat sendiri. Kebetulan tema kliping kali ini adalah mahluk hidup dan mahluk tak hidup. Artikel yang dituliskan boleh membahas segala hal yang menarik dalam benda, hewan atau tanaman yang kami pilih. Sebagai medianya kami menggunakan kertas bekas makalah tugas kakak-kakak yang tak dipakai lagi

     
    
Dengan cara ini kami semakin paham perbedaan antara mahluk hidup dan tidak hidup. Oiya...kami mampu lho menerangkan sifat mahluk hidup.. ada bernafas, memerlukan makanan, tumbuh, berkembang biak, bergerak, merespon pengaruh dari luar, beradaptasi. Ada lagi tidak ya yang belum kita tulis di sini? ... Yuk, kita buat sendiri kliping di rumah sesuai minat kita tentunya...

Senin, 10 Agustus 2015

Menjadi Detektif Tanaman


 
Hari ini, kami seluruh siswa kelas 4 mendapat tugas berperan menjadi detektif tanaman. Hah?? Detektif tanaman?

Ya benar.. tugas kami adalah menyelidiki keadaan di bawah parit di dekat masjid dan mencari tahu adakah tanaman yang hidup di sana. Parit tersebut sangat gelap. Ternyata tak ada satupun tanaman yang hidup di dalamnya. Mengapa demikian?

Ternyata, selain membutuhkan air, tanaman juga membutuhkan cahaya matahari untuk dapat hidup dengan baik. Air cukup banyak tersedia di dalam parit, namun tak ada cahaya matahari yang mampu menembus kegelapan di sana.

Ketika melakukan penyelidikan, kami juga menemukan tanaman asing bagi kami. Namanya suplir yang berasal dari keluarga paku-pakuan. Biasanya kami temukan tanaman sejenis paku-pakuan di sekitar parit, selokan dan dekat sumur. Tanaman tersebut hidup di tempat yang lembab dan hanya memerlukan sedikit sekali cahaya matahari untuk hidup.

Wah.. tak sabar rasanya untuk menjadi detektif dalam petualangan berikutnya...

Ayo kita buat pupuk sendiri ...



Kemarin, Pak Priyo - guru kami - menugaskan siswa kelas 4c untuk membawa air cucian beras. Kira-kira apa ya yang akan kita buat besok?

Ternyata, pertanyaan kami terjawab sudah. Air cucian beras yang kami bawa dari rumah bisa diolah menjadi pupuk cair. Setiap hari, ibu di rumah membuang air cucian beras tersebut ke saluran pembuangan begitu saja. Terkadang ibu juga memintaku untuk menyiramkannya ke pot tanaman, karena dapat menyuburkan tanaman kata beliau.
 
Memang, menyiramkannya secara langsung ke tanaman juga bermanfaat bagi kesuburan tanaman. Namun dengan sedikit pengolahan menjadi pupuk cair membuat khasiatnya menjadi berlipat. Ternyata caranya sangat murah dan sederhana. Dan bahannya cukup mudah didapat yakni gula pasir atau gula merah dan EM4 yang dapat dibeli di toko pertanian. EM4 ini adalah sumber bakteri pengurai yang berfungsi mengubah limbah organik menjadi pupuk yang sangat baik.

Setiap 4 liter air cucian beras ditambah dengan satu sendok makan gula pasir atau gula merah dan satu sendok EM4. Seluruh bahan dicampur dengan baik dan dimasukkan ke dalam botol yang tertutup rapat selama 15 hari. Setiap 3-4 hari sekali botol dibuka untuk mengeluarkan gas yang timbul dalam proses fermentasi. Jika tercium bau harum seperti tape, berarti terjadi proses pembusukan sesuai yang diharapkan.

Ok...pupuk cairku sudah jadi... dan jangan lupa, jika akan dipakai, setiap botol pupuk cair cukup dilarutkan dengan air bersih sebanyak sepuluh botol. Dan cukup seminggu sekali...
Maka tanaman kita akan lebih subur dan sehat...