Senin, 09 Mei 2011

Maket industri dan bangun ruang




            Adalah suatu tantangan tersendiri bagaimana mengajarkan konsep jaring bangun ruang tanpa membuat anak-anak merasa bosan. Namun, akhirnya kesempatan itu pun datang, ketika kami harus membuat maket industri. Kebetulan temanya adalah Jawa Timur, dan kelas 5 mendapat jatah kota Gresik, kotanya Petrokimia Gresik dan Semen Gresik.
            Akhirnya, jadilah kita membuat jaring-jaring bangun ruang sederhana, yang terdiri dari tabung, balok persegi, prisma dan satu jenis bangun yang merupakan pengembangan dari segitiga. Kemudian kita gabungkan bersama dalam satu kertas besar. Dan inilah hasilnya……..

Ayo, kapal siapa yang paling cepat !!

Kegiatan ini kami lakukan ketika pembelajaran sains dengan tema Gaya.

Sebenarnya, “gaya” bukanlah hal yang asing bagi anak-anak, bahkan akrab dalam kehidupan sehari-hari.

Seringkali, meskipun tak selalu, definisi buku teks lah yang membatasi ruang gerak imajinasi dan pemahaman anak untuk belajar sains.

Tugas pun akhirnya diberikan. Orang tua diperbolehkan membantu membuat karya kapal ini. Syaratnya, dari bahan bekas, harus bisa mengapung (memiliki gaya angkat), melaju di air (melawan gaya dorong air ke belakang) dan akan dites, siapa yang bisa dibebani muatan terbanyak..

Dan inilah juaranya….karya Aisyah, terbuat dari styrofoam, dilengkapi 2 pengapung dari botol plastik, dengan penggerak dari bambu dengan karet berputar. Kapal ini mampu membawa muatan seberat 960 gram…

Jadi, belajar sains pun bisa sambil bermain kan ?!...

Bryan, berapa phi nya?

“Ayo, kita buktikan berapa Phi nya”, seru Bryan kepada teman-teman sekelompoknya. Saat itu, kami sedang belajar matematika tentang lingkaran. Dan ada satu besaran yang wajib diketahui jika belajar tentang lingkaran, yaitu phi. Bila biasanya anak-anak diminta menerima saja besarnya phi = 22 / 7   tanpa harus membuktikannya, maka hari ini kami harus membuktikan sendiri besarnya phi tersebut.

Dengan bantuan alat peraga matematika berupa lingkaran bergaris tengah 7 cm, ternyata setelah digelindingkan dengan hati-hati, diperoleh garis lurus sepanjang 22 cm, mulai dari sebuah titik di keliling lingkaran sampai kembali ke titik tersebut.

“Oh, ternyata begitu ya cara mendapatkan besarnya phi. Orang-orang jaman dulu jago-jago ya…. Ah, kami tak mau kalah sama mereka”. kira-kira begitulah kalimat yang  muncul di pikiran anak-anak 5B saat itu.

MASTERPIECE untuk Open House 2011



Hari itu tanggal 21 Maret 2011. Kurang dari seminggu lagi Open House tahun 2011 akan berlangsung. Akan banyak orang tua murid dan siswa dari sekolah lain yang akan hadir. Lomba outbond dan pengumuman para juara lomba pun akan digelar. Sementara itu panggung belum siap latar belakangnya.

Akhirnya, kami dari kelas 5B pun menawarkan diri untuk membuat latar belakang panggung. Dengan dibantu Pak Arifin, sketsa pun dibuat. Anak 5B yang terdiri dari 27 anak pun dibagi menjadi 10 kelompok. Tiap kelompoknya akan membuat potongan gambar berukuran A-0. Kelompok anak putri brtanggung jawab atas setengah gambar bagian atas. Sementara kelompok anak putra bertanggung jawab atas setengah gambar bawah. Pesannya : hati-hati dengan bagian sambungan, disisakan sekitar 3 cm untuk mengepaskan gambarnya.

Seharian penuh kami menggambar dan mewarnai dengan crayon. Sore harinya, ke 10 gambar disatukan dan diperkuat beberapa bagian dan dilem dengan kertas semen, lalu diberi kardus penahan tali. Setelah kering, kemudian diberi kerangka dari bambu yang sudah disiapkan sebelumnya. Ikat sana, ikat sini dan ketika diberdirikan…..jadilah sebuah gambar yang amat besar.

Selama 4 hari, dibantu bapak-bapak guru mengecat dan menyelesaikan bagian-bagian yang masih kurang. Akhirnya, sehari sebelum open house, gambar itupun dipasang di panggung.

Wow….keren….sebuah masterpiece dari anak 5B . Bravo……….

Tim 5B yang terlibat : Aga, Agus, Ahmad, Ardi, Alfi, Bryan,Dafi, Dika, Dedan, Fikri, Faiz, Iqsal, Isya, Hadi, Naufal, Aisyah, Ana, Anggi, Annis, Farah, Fia, Icha, Iffah, Risya, Rofifah, Rara, Saidah.

Kini bidadariku tak menangis lagi…


Hari ini kami pentas di acara open house. Semua persiapan, latihan musik, menyanyi, menari dan  penyiapan kostum sudah dilakukan. Agus dan Ardi yang bertugas membawa awan dan membuat hujan sudah paham benar akan tugasnya. Pemain musik pun sudah siap pula. Annis dan  Rara sudah siap dengan pianikanya. Iffah dengan sulingnya dan Risya beserta biolanya pun sudah siap. Para penyanyi, Fia, Saidah, Rofifah, Anggi, Icha, Farah, Aisyah, dan Ana sudah tak sabar menunggu. Enam anak putri dari kelas 1A pun sudah siap dengan kostum bidadari dan pohonnya.

Waktu terus berjalan. Sekarang tinggal menunggu saat pentas. Hati kami berdebar-debar  semua. Kata bu Isti, sebagi penanggung jawab acara,  kami akan tampil terakhir sebagai puncak penutup semua acara. Wah, artinya kami harus tampil sebaik-baiknya nih…

Akhirnya, saat pentas pun tiba…Kami bisa melakukannya nyaris tanpa cela. Anak-anak kelas 1 A pun juga menari dengan baik (seperti yang diajarkan oleh kakaknya dari 5 B tentu saja..). Namun sayang, salah satu hujan dari awan yang dibawa Agus macet sehingga tidak nampak turun hujannya. Tapi hal itu tidak mengurangi kegembiraan kami semua.

Sebagai penutup, Naufal dan Hadi membawakan presentasi tentang hujan asam. Oh, ternyata itu yang membuat para bidadari kecil kami menangis…..di akhir pesannya mereka mengajak kami semua untuk turut menjaga lingkungan. Kemudian Dedan mengucapkan salam penutupnya. Dan sekarang bidadari kecil kami pun tak menangis lagi…


Catatan : foto saat latihan acara open house Maret tahun 2011

Annisa, sang presenter

Dan Annis pun sekarang tak malu lagi

Nama : Annis,
Cita-cita : koki ternama dan presenter

Tulisan itulah yang tertera di kertas cita-cita Annis, murid 5B, seperti yang biasa dibuat setiap anak di awal semester. Namun, sekarang tulisan presenter pun sudah dicoret dengan spidol hitam tebal.

Gara-garanya, sewaktu semua murid diminta menyampaikan presentasi di depan kelas, nampak sekali Annis grogi dan tak percaya diri. Mungkin karena selama ini biasa berdiri di depan kelas secara berkelompok, maka anak-anak pun kurang percaya diri bila harus tampil sendirian di depan. Akhirnya, Annis mengubur (sementara) impiannya menjadi presenter.

Di awal tahun 2011 ini, ketika topik presentasinya tentang ajakan kepada kebaikan, Annis harus maju lagi. Secara mengejutkan, Annis mengajak semua yang hadir (teman sekelasnya tentu saja) untuk menanam pohon demi keselamatan generasi yang akan datang. Wow!! Sebuah ide luar biasa dari anak berusia 11 tahun. Kami sekelas pun serentak memberikan tepuk tangan bagi Annis.

Sejak saat itu, setiap ada kesempatan, Annis selalu bertanya : “Ayo pak, kapan presentasi lagi?”, katanya penuh semangat. Oh, rupanya “darah presenter” memang benar-benar mengalir dalam diri Annis. Dan sekarang Annis pun sudah tak malu-malu lagi.

Ana dan tas kecilnya

Belajar menjahit yuuk…..

Hari ini, kami belajar menjahit…Ha?? Sejak kapan di Ar Ridho ada pelajaran menjahit? Tapi, itulah kenyataannya. Kami hari ini belajar dasar-dasar menjahit. Dimulai dari memotong benang…ya, benar memotong benang agar tidak terlalu panjang atau pendek, membuat simpul, menyambung dua buah kain dan seterusnya.

Pada awalnya, kami masih mengalami kesulitan. Kadang benangnya ruwet di tengah, atau waktu dicek Pak Priyo masih lepas dalam sekali tarik, juga membuat simpul malah benangnya kependekan sehingga jarumnya tak bisa bergerak lagi. Maklum, baru pertama menjahit, biasanya ibunda kami di rumah lah yang menjahitkan baju kami. Tetapi hari ini beda, kami lah yang menjahit.

Kata guru, menjahit adalah ketrampilan penting bila dewasa nanti. Kalau sedang bepergian terus kancingnya lepas, masak harus mencari tukang jahit? Kadang-kadang hal kecil seperti ini memang harus dipelajari ya…

“Nah, inilah hasil karyaku…sebuah tas kecil nan cantik”, kata Anna dengan bangga..

Elektronika tidak sulit

Practice makes perfect

Dahulu, hampir semua anak mengira bahwa membuat rangkaian elektronika itu sangat rumit dan hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang hebat. Tetapi hari ini berbeda, anak-anak mencoba membuat rangkaian sendiri.

Meskipun listrik dan peralatan elektronika sudah akrab dengan kehidupan keseharian anak-anak, pada awalnya beberapa komponen masih terasa asing bagi telinga mereka. Sesudah dijelaskan nama-nama komponen tersebut dan kegunaannya, mereka pun kemudian belajar dan bagaimana cara merangkainya.

Sampai akhirnya, BYARR….Akhirnya Rara dan teman-temannya pun bisa membuat rangkaian lampu sederhana sendiri.


Catatan : kegiatan ini dilakukan kelas 5 B semester 2 tahun ajaran 2010-2011, tema energi

Naufal, The Innovator

Naufal, The Innovator

Namanya Naufal, tubuhnya paling tinggi di antara teman-temannya. Satu hal yang menonjol darinya adalah rasa ingin tahunya yang sangat besar, berdaya imajinasi besar dan penyuka sains tulen. Itulah sebabnya dia memilih Klub riset sebagai pelajaran ekstra kurikulernya.

Ketika itu, Semarang sedang musim hujan dan banjir dimana-manan. Kelas 5B harus membuat poster bertema penyelamatan lingkungan. Sebagian anak membuat poster anjuran membuang sampah di tempatnya, ada yang mengajak menolong korban banjir. Dan khusus Naufal, ia memilih tema “Alat Penghancur Sampah Plastik”, sebuah ide yang sedikit “out of the box” tapi brilian untuk anak kelas 5 SD.

Ayo Naufal, kembangkan terus ide-idemu dan wujudkan semuanya kelak agar semua merasakan manfaatnya. Bukankah rasulullah mengatakan bahwa muslim yang baik adalah yang paling banyak memberi manfaat bagi sesamanya ?!!.


Karya Siswa : Hadi Kurnia

Al-Hasiib
Oleh : M. Hadi Kurnia

       Allah mempunyai sifat Al-Hasiib yang artinya Maha Memperhitungkan.Allah selalu memperhitungkan apapun di dunia ini,contohnya adalah Pak Richard.

       Pak Richard adalah orang Amerika yang beragama Islam.Ia adalah ora-ng kaya,tetapi ia tidak menyombongkan diri.Pada suatu hari Pak Richard pergi ke rumah neneknya bersama keluarganya.Tiba-tiba jalan yang ia lalui macet,akhirnya Pak Richard terjebak macet sampai berjam-jam.Setelah terlepas dari macet,ternyata kota didepan telah hancur lebur dilanda tornado,lalu Pak Richard mengucapkan:”Alhamdulillah”.

       Kita dapat menyimpulkan bahwa Allah mempunyai sifat Al-Hasiib atau Maha Memperhitungkan,dan Allah telah memperhitungkan keselamaatan Pak Richard dengan membuatnya macet agar tidak terlindas tornado.     

Catatan : Karya ini disampaikan Hadi Kurnia saat kelas 5 pada semester 2 tahun ajaran 2010-2011