Kamis, 22 Maret 2012

Awas Roihan….airnya tumpah….



Roihan tampak sekali sibuk menjaga pipanya agar tersambung dengan pipa Reyhan. Sementara Imad sudah mengalirkan arinya ke pipa Roihan…Saat itu, Imad mendapat giliran awal, sehingga waktu yang dimilikinya pendek sekali dan harus segera mengalirkannya ke pipa yang dipegang Roihan.

Permainan pipa bersambung ini memang memerlukan kerjasama yang sangat baik antar pemain agar air tak menetes saat berpindah . Diperlukan pula untuk memahami karakter air saat mengalir serta kecepatannya, sehingga cukup waktu bagi kawan yang ada di depannya untuk mempersiapkan diri.

Kelompok kami dari 5a belum berhasil menjadi yang terbaik saat itu, tapi kami sudah berusaha maksimal yang kami bisa. Lain kali kami akan berupaya lebih keras lagi agar dapat memenangkan kompetisi ini. Semoga ya……..

How fast is it ???


Wush……mobil hijau tersebut melaju kencang disaksikan Auli dan Daffa, sementara Iqbal serius memegang remote control mengendalikan laju mobil kecil itu. Hari ini kami belajar mengukur kecepatan mobil tersebut.
Mula-mula, kami mengukur 2 titik yang berjarak 4 meter dan diberi tanda setiap meternya. Lalu kamu diminta menjalankan mobil itu selama 2 menit melalui lintasan yang ditentukan secara bolak-balik dan harus bersaing agar jarak yang ditempuh paling jauh . Tabel waktu dan jarak pun diisi dengan hasil percobaan ini, sehingga kecepatannya bisa ditentukan.
Akhirnya, setelah beberapa kali mencoba, kelompok Iqbal pun berhasil menempuh jarak terjauh, yaitu 27 meter dalam 2 menit. Jadi berapa kecepatan mobil itu ya ??

Kata Pak guru, dalam bahasa Indonesia, hanya dikenal istilah kecepatan. Sedang dalam bahasa Inggris ada istilah speed dan velocity yang maknanya berbeda sedikit. Eh, yang kami ukur tadi speed apa velocity nya ya ?

Hah ? Dua anak pun tak mampu mengangkatnya ?



Alif dan Auli, dua anak paling besar di kelas kami ternyata tak mampu mengangkat kardus berisi kertas yang beratnya tak sampai 2 kg melalui tuas pengungkit dari kayu. Apa ya sebabnya ?


Oh, setelah mencoba beberapa kali dengan memindahkan posisi titik tumpuan, ternyata kesalahan tadi disebabkan jarak titik tumpu dan titik kuasa jauh lebih kecil dibandingkan dengan jarak antara titik beban dan titik tumpunya.



Nah, sekarang ketika titik tumpunya digeser jauh mendekati titik beban, maka tak perlu dua anak untuk mengangkat beban dua kg itu. Cukup Auli seorang saja dan hanya dengan satu telunjuk, beban itu terangkat dengan mudahnya….

Wah, ternyata asyik juga ya belajar sains. Kami bisa mengerti sekarang, kenapa linggis pencabut paku itu demikian bentuknya….

Rabu, 21 Maret 2012

Dhimas akhirnya bisa

“Ayo Dhimas, terus….terus….sedikit lagi…..”, demikian teriakan anak-anak 5a tak kenal lelah menyemangati Dhimas yang kali itu berusaha keras menyelesaikan Burma Bridge, sebuah variasi dari permainan Two line bridge yang tingkat kesulitannya lebih tinggi.

Berbeda dengan two line bridge yang biasa, dimana kami dapat memegang terus tali melintang di atas kepala sambil berjalan menyusur di tali yang lain, Burma Bridge ini sungguh berbeda.

Di atas ketinggian sekitar 5 meter, Dhimas harus menyeberangi dua pohon, berjalan melintas menyusur di atas tali yang membentang, satu tangan melepaskan lalu memegang seutas tali lain yang menjulur sambil badan bergerak maju ke depan. Dibutuhkan keseimbangan, konsentrasi dan keberanian yang lebih untuk meraih tali-tali yang menjulur jauh di depan.

Rasanya lamaaa sekali kata Dhimas setelah sampai di bawah menceritakan pengalamannya tadi. Tak terasa, berkat dorongan semngat dari teman-teman di bawah, akhirnya Dhimas berhasil menyelesaikan tantangan ini…Wah Dhimas, kamu hebat sekali bisa menyelesaikan tugas ini…..

Lho, Bu Isti ikut-ikutan mau mencoba nih…….Masa kecil belum pernah ikut outbond ya bu….hehe…hehe….

Bukanlah Elvis Presley…..


Di awal tahun 70an, ada penyanyi rock’n roll terkenal yang bernama Elvis Presley yang selalu membawa gitar, berkaca mata gelap dan rambut diberi jambul sedikit….Coba kalian tanyakan Eyang atau ayah kalian….insyaAllah pasti tahu…..

Tiba-tiba di kelas 5, ada seorang membawa gitar dan berkaca mata hitam. Apakah dia Elvis Presley yang tadi disebut-sebut ? Oh,….teernyata bukan. Itu Pak Dipo rupanya yang didaulat menjadi guru tamu di kelas kami.

Beliau ditugasi membawakan materi tentang gelombang suara….mengapa muncul nada rendah dan tinggi pada gitar, denting yang keras dan lemah pun beliau tunjukkan dengan jelas. Rupanya dengan menekan tali senar tertentu , dihasilkan warna suara dan dentingan berbeda yang disebut dengan frekuensi atau titi nada. Rupanya Pak Dipo ini jago sekali memainkan gitar dan dapat menerangkan dengan jelas energi, gelombang bunyi serta dasar-dasarnya pada kami.
Terima kasih Pak Elvis,….eh Pak Dipo atas kerelaannya berbagi ilmu kepada kami….Kapan-kapan mau belajar gitar sama Pak Dipo nih….