Jumat, 08 Februari 2013

Kecanduan game = kecanduan adult materials


(Sengaja, judul di atas disamarkan agar pembaca di bawah umur didampingi orang tuanya ketika membaca tulisan ini.; red)

 


Bu Elly Risman dalam Kompas Jumat 8 Feb 2013 menulis ; konten pornografi yang ditangkap oleh mata langsung masuk ke sistem lindik di otak kecil….kemudian kerusakan terjadi di otak bagian depan (prefrontal cortex/ PFC)…yang berfungsi membuat perencanaan, kontrol diri, mengatur emosi hingga mengambil keputusan….padahal fungsi ini membedakan manusia dengan binatang.

Dalam tulisan tersebut, ketika masuk ke sistem lindik di otak kecil, efek yang ditimbulkan seperti orang mengkonsumsi narkoba dan membuat kecanduan..yang pada saat bersamaan tubuh mengeluarkan hormon kenikmatan.

Lalu bagaiman dengan game? Analogi permainan game komputer adalah seperti ini : ketika obyek game ditangkap oleh mata, informasi masuk ke dalam otak...pemain akan merasa "excited", gembira, dan tertantang untuk melanjutkan meneruskan permainannya.

Pernahkah Bapak/ibu memanggil ananda ketika sedang asyik bermain game? Apa respon mereka? Mereka seakan memiliki dunia sendiri yang tak perlu orang lain. Jangankan diganggu, melepaskan pandangan sejenak dari layar pun mereka enggan. Rupanya perasaan excited inilah yang ditimbulkan oleh hormon dari tubuh kita.

Sudah banyak keluhan dari para guru  tentang perilaku asosial anak-anak. Mulai dari gampang marah, memukul, berkata kasar, apriori terhadap permasalahan orang lain dll. Ketika pertemuan dengan orang tua, banyak terungkap bahwa game komputer, PS adalah bagian tak terpisahkan dalam kehidupan generasi milenium para cucu baby boomers ini..

Rata-rata anak menghabiskan 1-2 jam per hari di depan game..dan lebih dari 4 jam per hari di akhir pekan (akumulatif). Artinya, kata Bu Elly, ibarat menggunakan barbel, otot yang sering dilatih akan menguat. Demikian juga otak bagian depan / PFC, makin sering mendapat rangsangan, maka kerusakan cortex akan semakin parah dan menetap. Alhasil, sifat kebinatangan pun menjadi dominan..

Bagaimana? Masih akan membiarkan anak kita bermain game berlama-lama?

Wallahu'alam..