Minggu, 22 Januari 2012

Lihat !!! Gelasnya mulai berasap !

Pada tema physical science yang lalu, kami diajak untuk melihat proses kimia lewat percoabaan. Dengan bahan kapur gamping yang masih bongkahan seperti batu, segelas air, dan sebuah termometer, kami pun langsung memulai eksperimen ini.

Ketika batu gamping di dalam gelas percobaan disiram air sedikit demi sedikit, dalam pengamatan kami, tak nampak perubahan apapun, baik kenaikan suhu pada termometer maupun batu gamping tersebut.

Secara perlahan, batu gamping pun mulai mengeluarkan gelembung….makin lama makin cepat dan suhu di termometer pun meningkat dengan cepat. Dan….Lihat !!! Batu gampingnya mulai berasap. Uap seperti asap pun keluar banyak sekali pada suhu 700 C.

Wah, seru juga ya…sekarang batu gampingnya jadi lembek sekali seperti bahan melabur kalau acara 17 Agustusan. Ternyata reaksi kimianya juga menghasilkan panas. Lalu, uap apa ya yang keluar dari reaksi kimia tadi ?

Ayo kita cari jawabannya di perpustakaan yuk !

Selasa, 17 Januari 2012

The Young Energetic Engineers

Mengapung, Melayang atau Tenggelam

Hari ini kami ditugaskan untuk membawa beraneka botol plastik bekas, benang pengikat, beberapa bilah bambu 20an cm dan peralatan lain yang diperlukan. Rencananya, kami akan membuat sebuah model kapal yang bukan hanya dapat melaju, tetapi mampu mengangkat beban yang lumayan berat (mulai dari 0,5 kg sampai 2,5 kg). Wah..sebuah tantangan bagi kami untuk menciptakan kapal yang hebat nih !
Sebelum mulai, kami pun mempelajari mengapa kapal sesungguhnya yang beratnya beribu-ribu kilogram mampu mengapung, sedangkan paku yang ringan pun tenggelam. Berawal dari cerita ilmuwan Yunani, Archimedes, kami belajar menimbang untuk mengukur massa kelereng beserta volumenya (dengan bantuan gelas ukur). Lalu setelah dicatat dan dibandingkan massa dan volumenya, ternyata tenggelam di air.

Kemudian, tiga buah batu dalam stoples kami timbang massanya dan ukur volume stoplesnya. Kami ulang lagi cara tadi…eh ternyata dia terapung !

Mulailah sekarang kami membuat kapal-kapal kami….Dan inilah hasil karya kami : calon ilmuwan dan desainer kapal muda…….



Sabtu, 07 Januari 2012

Aduuh…Kenapa kami diikat begini ?


Auli, Alif, Iqbal dan Imad tampak bersusah payah bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain dalam kelas 5A siang ini.

Oh, apa sih sebenarnya yang mereka lakukan ? Ternyata mereka membayangkan diri mereka bagaikan molekul-molekul yang terdapat dalam benda padat . Dalam benda padat, molekul-molekul atom bergetar tetapi tidak dapat bergerak bebas dalam ruang volumenya, karena ikatan antar molekulnya yang sangat kuat. Jadi meskipun dipindah-pindahkan bentuknya akan tetap sama.

Bagaimana jika es batu dipanaskan sampai dengan mencair ? Jika keempat anak tersebut talinya terlepas, lalu mereka bergandengan tangan, seperti halnya air yang bisa mengalir melewati celah sempit, mereka pun bisa bergerak dengan lebih leluasa melewati meja atau rintangan yang ada di kelas. Molekul zat cair pun demikian, masih saling terikat, namun ikatannya jauh lebih longgar. Itulah sebabnya mengapa zat cair bisa dengan mudah “diambil” sedikit dibandingkan zat padat.

Nah, pasti kalian bertanya bagaimana jika berwujud gas? Ya benar ! Keempat teman kita ini tidak lagi bergandengan tangan….mereka bebas pergi kemana saja hingga ke semua sudut kelas. Maka dari itu gas dengan mudahnya memenuhi ruang yang ditempatinya…. Wah, asyik juga ya ternyata belajar fisika…Siapa yang bercita-cita mau jadi ilmuwan fisika kelak ?

Siapa nih yang ketiduran di kelas ?


Bukan…mereka tidak sedang tertidur di kelas. Mereka hari itu sedang bermain drama, judulnya Ajisaka, sebuah kisah legenda tentang asal muasal huruf jawa. Daffa berperan sebagai Ajisaka, sedangkan Roihan dan Auli berperan sebagai Dora dan Sembada, yakni dua orang pengikut setia Ajisaka yang bertempur sampai akhirnya keduanya tewas.

Mulai dari menyiapkan naskah dan dialog lebih kurang satu minggu. Lalu latihan 3 kali, ada yang masih malu-malu, tidak mau melihat penonton, ada juga yang pandai berimprovisasi saat dikejar-kejar Dewatacengkar, sang raja jahat yang gemar memakan manusia. Pokoknya keren lho…

Tugas drama ini dilakukan kelas kami saat tema Indonesian Culture dan Bu Winky sengaja kami undang untuk hadir khusus memberikan penilaian dan saran kepada anak-anak kelas 5A tentang hal-hal yang perlu diperbaiki saat menampilkan drama. Wah, ternyata seru juga ya bermain drama…mulai dari menyiapkan naskah, menghafal dialog, sampai bagaimana berekspresi memerankan tokoh jahat maupun baik. Selamat berlatih ya…dan terima kasih Bu Winky…

Anak putri pun main bola….

Sudahlah biasa bila kita melihat anak-anak putra bermain sepak bola. Namun, hari ini kita beda. Anak putri pun boleh mencoba menggiring dan menendang bola. “Kenapa ya kami harus mencoba permainan ini…kan biasanya anak putra yang suka bola?”, demikian pikir anak putri waktu itu.

Allah mengkaruniai kita kelengkapan tubuh yang luar biasa. Sayangnya kita tidak terbiasa melakukan sesuatu secara bersama-sama dengan sengaja. Ketrampilan menggunakan kaki kiri untuk menendang bola (bagi yang bukan kidal), menggiring bola sambil berlari, melihat sekeliling mana lawan mana kawan, mendengarkan aba-aba dari kawan, ternyata bukanlah hal yang mudah bila tak pernah dilatih.

Bermain bola bukanlah satu-satunya permainan yang menggunakan banyak panca indra dan sebagian besar bagian tubuh kita (tangan dan kaki) secara bersamaan. Bermain musik, seperti piano pun demikian. Tangan kanan dan kiri menekan tuts, kaki menginjak pedal, mata melihat not balok dan telinga mendengarkan ketukan irama dari alat musik lainnya. Permainan itu juga mengasah otak kanan dan kiri kita secara optimal.

Agak sedih juga bila mendengar anak-anak kita menghabiskan waktu berjam-jam menonton TV di hari libur. Ah….”Ayo Ilma giring terus bolanya ke arah sini !”, kata teman-teman menyemangati.